31, jenis –jenis Exchange control
Pendahuluan
Exchange control berfungsi untuk mengontrol semua kegiatan
termasuk pencatatan pembebanan atau pulsa serta pusat operasi dan pemilerahan.
Pada awal system pengontrolan di lakukan secara terputus,
hal ini menyebab kan beban prosesor di sentral menjadi berat dan operasi
sentral akan memakan waktu lebih lama dalam
merespon permintaan sambungan atau koneksi antara pemanggil dan yang di
panggil.
Oleh karena itu pada sentral-sentral sekarang system
pengontrolan dilakukan secara terdistri busi. Adapun klafisikasi atau
jenis-jenis exahange control dapat di tentukan berdasarkan teknologi pengendali
utamanya (main controller) seperti terlihat pada Gambar 3.1 di bawah.

Beberapa penjelasan dari gambar di atas maka akan teruraikan
berdasar kan jenis exchange control sesui perkembangan teknologi yang
mendasarinya.
Direc Control
/progresiver Control
Gambar 3.2 menunjukan system pengontrolan langsung ( direct
control) berdasarkan digit-digit yang di kirim oleh pelanggang pemanggil.
Ciri-ciri direct control
a.
Direct control swicing network di control oleh pulsa-pulsa nomor
dekadit dari terminal.
b.
Pengontrolan swicing network dilakukan tingkat demi tingkat (step by step).
c.
Wiret logic controlled
d.
Secara hardware, bagian swict, control dan
signaling tidak di pisah di sebut selector.
e.
Switching network elektromekanik.
f.
Ada kaitan antara jumlah digit nomor panggilan
dengan kapasitas sentral mnyebabkan jumlah digit di suatu Negara tidak seragam.

Contoh:
Sentral jenis EMD (Gambar 3.3)
berkapasitas 10.000 pelanggang (nomor panggilan = 4 digit) maka ada 4 tingkatan selector.

Cara kerja
Misal A >> B ( nomor B1 B2
B3 B4)
1.
A on hook >> off hook : SLCA mendetekdi status
>> cari LF kalau berhasil maka
akan terjadi koneksi A>> SLCA>> LFA
2.
LF kirim dial tone (nada pilih) pada A,A mendial B1: GS I hunting di gerakan’ oleh
B1 mencari GS II, jika berhasil maka akan terjadi koneksi A>>
SLCA>>LFA>> intel GS II.
Jika sinyal yang diproses dalam switvhing
network masih membutukan converter A/D dan D/A dalam memproses sinyal analog
maka diklefisikasikan sebagai SPC anagol demikian pula jika switching network memproses sinyal di gital maka jenis SPC tersebut sudah digital.
Pada awal system pengendalian terpusat yang SPC dengan kata lain bahwa control
secara terprogram . main controller
sudah menggunakan system computer seperti diperliatkan pada Gambar 3.5 di bawah.

Perangkat
lunak SPC
Terdapat dua klafisikasi perangkat lunak di
dalam exchange controller (ROM), yaitu:
1.
Main software
a.
Untuk pengaturan hubungan komunikasi
b.
Charging/pembebanan
c.
Routing
d.
Pengaturan signaling
2.
Software tanbahan
Untuk pengaturan feature –feature
(missal 3P : Trimitre, call forward = lacak, dll.)
A.
Sistem pengendalian terpusat ( centralized
Controlled) prosesor hanya ada di-exchange controller sehingga tugas
pengontrolan 100% di lakukan oleh main controller seperti terlihat pada gambar
3.6 di bawah. Pada system ini,biasanya di perlukan tingkat securyti yang bagus
( prosesor yang di gunakan ada dua/ redundan). Oleh karena itu akan di bahas beberapa system securyti yang di harap kan sangat membantu dalam
system pengendalian terpusat ini.

Terdapat 3 bagian penting dalam SPC dengan system
control terpusat yaitu:
1.
Scan control
Menyebabkan seluruh saluran dan truk incoming di scan secara regular
mencari permintaan call yang baru.
2.
Register control
-
Menerima data dial dari register
-
Menentukan exchang dan ruting jaringan
-
Melengkapi register dengan data ruting untuk
dikirimkan
3.
Switching control
-
Menentukan jalur yang akan di lewatkan ke
jaringan
-
Mendeteksi panggilan
Sedangkan dengan sestem security yang mungkin dapat memberikan factor keamanan
yang tertinggi, maka perlu dilihat beberapa karakterristik dari masing-masing
sestym tersebut.

Gambar memperlihatkan system mycroshynchronization
dengan ciri utamanya seebagai berikut:
-
Kedua control bekerja secara sinkron
-
Error terdeteksi bila control bekeja tidak
sinkron
-
Diperlukan alat error correction
-
Synchronisasi antara kedua control terus bekeja

Gambar 3.8 memperlihatkan system load sharing dengan ciri utamanya
sebagai berikut:
-
Kedua control bekerja bersama-sama
-
Dibutukan dua buah error deteksi utama
masing-masing control
-
Masing-masing membagi beban kerja dan saling
menginformasikan malalui intercessor
link
-


Gambar 3.9 memperlihatkan system sekuryti cold standby dengan ciri
utamanya sebagai berikut:
-
Control yang bekerja hanya satu (yang lain
standby)
-
Bila terjadi error maka control yang
standby akan bekerja setelah menerima
data dari backing store.
-
Di butukan waktu transfer data dari control A ke
control B

Gambar 3.10 memperlihatkan system securyti Hot Standby
dengan ciri utamanya sebagai:
-
Kedua control bekerja tetapi 1 kontrol dalam
status standby
-
Bila terjadi error maka control yang standby
langsung bekerja
-
Interprocessor link sangat kompleks
B.
Dalam sitem pangendalian terdistribusi , tugas
pengontrolan tidak 100% dilakukan oleh main controller, setiap bagian setral merupakan system computer (+
sebagai tugas control), sehingga beban main controller jadi ringan, oleh karena itu akan dilihat satu contoh
sentral yang sudah menggunakan system pengendalian tersebuat, yaitu sentral
EWSD.
Sentral EWSD ( Siemen)
Sentral EWSD seperti yang di perliatkan pada gambar 3.11 banyak di
gunakan di Indonesia , bahkan sebagai sentral STDI yang pertama, atau STDI-1, secara umum sentral ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Pada setral EWSD , masing –masing bagian
mempunyai prossesor yang mengatur / mengontrol dari fungsi masing –masing
bagian.
·
Tiap bagian
sentral terdiri dari modul-modul yang melaksanakan fungsi-fungsi dari
bagian sentral tersebut.
·
Tiap-tiap modul tersebut juga mempunyai prosesor atau system kantrol masing-masing,
sehingga system pengontrolan /prosesor terdistri busi sampai dengan
modul-modulnya.
·
Tugas CP yang sesunggunya hanya saat komunikasi
telah berlangsung.

Contoh bagian dan prosesornya,
LTG (Line trunk group) dengan GP (Grunp prosesor)
SN (Switching network) dengan SGC (Switching group controller)
CP (coordination prosesor) dengan ssp (siemen switching prosesor)
Penanganan pensinyalan dalam sentral SPC digital:
Ø
Bentuk saluran dan pensinyalan yang di tangani
dalam satu sentral berbeda satu dengan yang lainnya, sebagai contoh sentral
trunk tidak mempunyai terminasi saluran pelanggan.
Ø
Penganangan pensinyalan di setral meliputi peruten
dari pensinyalan antar saluran transmsi dan penerima pensinyalan yang di
butukan.
Ø
Pensinyalan sentral telepon seperti terlihat
pada gambar 3.12, meliputi pensinyalan antar sentral, antar sentral dan
pelanggang ,juga pengangkutan informasi status panggilan ke pelanggang menggunakan tone dan rekaman announcement.

1.
Perutean
sinyal-sinyal dalam sentral digital
Ø
Perutean pensinyalan pada sentral SPC digital seperti ganbar 3.13,
baik line signaling (address signaling) di bedakan pada telepon dial/decadic
atau telepon DTMF
·
Line/supervisory signaling berkaitan dengan
atatus dari sirkit (seize, answer, clear down, dsb.)
·
Selection/address signaling berkaitan dengan nomor telepon/ informasi
yang di berikan telepon
Ø
Pada telepon decadic
·
Baik line maupun selection signelling artinya
loop disconnection
·
Sinyal-sinyal tersebut di-extract dari saluran
pelanggang selanjudnya diterima SLTU dan dikumpulkan di SLTU controller
selanjudnya diproses oleh exchange system
Ø
Pada telepon
DTMF
·
Line signaling sebagai loop disconnection dan
selection/address signaling sebagai tone- tone MF
·
Line signaling
akan diektrak di SLTU selanjudnya akan dprosesor oleh exchange control
·
Akses ke penerima MF biasanya melewati
subscriber controller switch block
sehingga MF hanya di butukan pada fase
pensetup –an pangilan saja
Ø
Fungsi concentrator switch block untuk call
originating untuk telepon MF:
·
Menentukan penerima MF bebas setelah dideteksi oleh SLTU, dari sinyal
off-hook pelanggang,
·
Menentukan speech-path connection ke pelanggang
yang di panggil setelah digit-digit yang diterima dianalisis, melalui
konsetrator pelanggang dari SLTU.

Ø
Untuk sentral
ISDN line termination di bedakan :BRA (bekerja pada rate 144 kbps) dan
PRA (bekerja pada rate 2.048 kbps), penanganan pensinyalan menggunakan common
channel signaling .
Ø
Pensinyalan PRA dilakukan dengan melewatkan ke
suatu subscriber signallling kondentrator yaitu hanya di lewatkan pada ts 16
sehingga perlu dilakukan multiplexing atau statical urutan kedatangan.

Ø
Subscriber concentrator switch block
menterminasi bus 2 MBps dari beberapa multilekser , masing-masing melayani 15
D/SLTU atau 3o A/SLTU seperti pada bambar 3,14 di atas.
Ø
Switch bloch selanjudnya menggunakan
multiplekser pada tahap kedua untuk menghubungkan D/SLTU dan signaling
receiver/ sender.
Ø
Multiplexing yang di gunakan sifatnya
semipermanen artinya hubungan multiplexing dilakukan secara tetap untuk masing
-masing timeslop 16 pada jangka waktu tertentu
sehingga lookup timeslot connection dipastikan tidak didasarkan pada kedatangan
panggilan.
Ø
Bila terjadi kesalahan /failure di switch block
maka exchange control harus menetapkan hubungan semi permanen yang suda
dibentuk seperti ganbar 3.15 di bawah, karena komunikasi normal tidak akan
dapat dilakukan bila pensinyalan belum di lengkapai.

2.
Pensinyalan
antar sentral
Pensinyalan antar sentral dapat di bedakan dengan
dua terminasi, jika terminasi analog maka ATTU yang akan menyediakan timeslot
dan selanjudnya menggunakan serta pengaktifan cas dan MF sehingga pengeriman
dan penerimaan signaling –nya berlangsung dengan baik. Demikian pula jika
terminasinya digital maka DLTU akan mengalokasikan timeslot-nya khusus untuk
menggunakan CCS hanya pada terminasi DLTU yang suda menggunakan CCS pula.
Penjelasan gambar 3.16 dapat di ringkas seperti
berikut:
Ø
Untuk 8 sistem pensinyalan diproses dengan 3
bentuk penerima/pemancar : CAS,MF dan CCS
Ø
MF merupakan dua tone simultan dari kombinasi 6
tone yang berupa digit-digit addres’ 1
VF’ sebagai frekuensi tunggal atau pulsa-pulsa break (inter digit time) juga
line information, LD adalah loop
disconnect sebagai decadic pulse. Break (inter digit time) juga line
information.LD adalah loop disconnect
sebagai decadic pulse.
Ø
LD,DC dan MF pensinyalannya menggunakan CAS,
sedangkan penanganan MF sebagai MF sender/ receiver,

3. Tone dan perekaman announcement
Ø
Call progress tones, seperti pada gambar 3.17
dapat di jelaskan seperti berikut:
·
Ada dua cara untuk menginjeksian call progress
tone ke digital speech path:
1.
Membangkitkan tone secara kontinyu dalam bentuk
analog sesuda itu baru di lakukan ke A/D converter
2.
Membangkitkan secara kontinyu yang di
presentasikan dalam bentuk digital.
Peralatan pembangkit tone:
1.
Subscriber concentor switch block merupakan
tahap awal call setup
2.
Group switch block
harus merespon terhadap pelanggang yang dipanggil pada call setup
Group switch block
harus merespon terhadap pelanggang yang dipanggil pada call setup
Ø
Pembangkitan call progress tone, seperti gambar
3.18 ringkasnya adalah:
·
Subsystem tone sentral digital terdiri
sekumpulan tone generator, selector dan control unit yang berbasis
mikroprosesor.

3.3 Design dan arsitektur Spc Digital
Arsitektur
SPC sentral digital , seperti pada gambar 3.19 dan gambar 3.20
Dapat di laksanakan sebagai berikut:
Ø
Pengontrolan dilaksanakan di bawah kendali SPC
secar keseluruhan dan pengontrolan suda didelegasikan ke sebagian sub-sistem.

Ø
Switching arsitektur
1.
Sentral di bagi dalam sejumlah unit pelanggang
yang sama dan satu unut terdiri dari group switch block dan common signaling/record
announcement subsystem. Contoh : system x, EWSD, NEAX-61,AXE10, DMS100,E10B
2.
Sentral dikoposisikan pada sejumlah
self-continned di tangani oleh group switch block, contoh pada senral 5 ESS.
3.
Centralized switching arsitektur seperti pada
gambar 3.20 berikut.

o Remote Subscriber Switching Unit (RSSU)
·
Pada gambar 3.21 dan gambar 3.22 RSSU
dihubungkan pada sentral local induk yang dilokasikan secara terpusat untuk
pengontrolan dan fungsi ruting.
·
Biasanya kapasitasnya kecil antara 400-1500
saluran pelanggan.


Lokasi CODEC dan BORSCHT
seperti pada gambar 2.23 dan gambar 2.24 untuk setiap sentral, apakah sentral local, RSSU atau SDE pada prinsipnya
tentu sama termasuk fungsinya.
Perlu diketahui bahwa pada
sentral remote EWSD dikenal Small Digital
Local Exchange (SDE), yang secara prinsip sama dengan RSSU pada sentral
5ESS diatas, akan tetapi beberapa hal khusus meliputi :
·
Sentral didesain untuk beroperasi dengan
kapasitas yang kecil (<1000 saluran )
·
Switch
blok, signaling equipment control system biasanya ditangani oleh satu modul
sub system berbasis mikroprosesor.
·
SDE biasanya didesain untuk pelayanan telepon
dasar yang sederhana dalam suatu daerah rural yang memungkinkan.
·
Switch blok biasanya didesain sangat murah
misalkan hanya satu T (Time Switch) dan
control switch yang minimum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar